Pengaruh Masuknya
Ajaran Hindu-Budha di Indonesia
3.
Pengaruh Masuknya Ajaran Hindu-Budha di Indonesia
Masuknya pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Budha dari india telah mengubah dan
menambah khasanah budaya Indonesia dalam beberapa aspek kehidupan.
a. Agama
Ketika memasuki zaman
sejarah, masyarakat indonesia menganut kepercayaan animisme. Masyarakat mulai
menerima kepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Budha sejak berinteraksi dengan
orang-orang India. Budaya baru tersebut membawa perubahan pada kehidupan
keagamaan, misalnya dalam hal tata cara krama, upacara-upacara pemujaan dan
bentuk tempat peribadatan.
b. Pemerintahan
Sistem pemerintahan
kerajaan dikenalakan oleh orang-orang India. Dalam sistem ini kelompok-kelompok
kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang
terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu
lahir kerajaan-kerajaan seperti kutai, tarumanegara dan sriwijaya.
c. Arsitektur
Salah satu tradsi
megalitikum adalah punden berudak-undak. Tradisi tersebut berpadu dengan budaya
India yang mengilhami perbuatan bangunan candi. Jika kita memperhatikan candi
borobudur, akan terlihat bahwa bangunannya beberbentuk limas yang
berundak-undak. Hal ini menjadi bukti adanya paduan budaya india-Indonesia.
d. Bahasa
Kerajaan-kerajaan
Hindu-Budha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti besar berhuruf pallawa
dan berbahasa Sanskerta. Dalam perkembangan selanjutnya bahkan hingga saat ini,
bahasa Indonesia memperkaya diri dengan bahasa sanskerta itu. Kalimat atau
kata-kata bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan dari bahasa sanskerta
yaitu Pancasila, Dasa Dharma, Kartika Eka Paksi, Parasamya Purnakarya Nugraha,
dsb.
e. Sastra
Berkembangnya pengaruh
India di Indonesia membawa kemajuan besar dalam bidang sastra. Karya sastra
terkenal yang mereka bawa adalah kitab Ramayan dan Mahabarata. Adnya
kitab-kitab itu memacu para pujangga Indonesia untuk menghasilkan karya
sendiri. Karya-karya sastra yang muncul di Indonesia:
1. Arjunawiwaha,
karya Mpu Kanwa
2. Sotasoma,
karya Mpu Tantular, dan
3. Negarakertagama,
karya Mpu Prapanca
Masuknya pengaruh Hindu-Buddha (Bag II)
Beberapa pendapat (teori) masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke
Indonesia :
Pertama, sering disebut dengan teori Ksatria. Dalam kaitan ini
R.C. Majundar berpendapat, bahwa munculnya kerajaan atau pengaruh Hindu di
Kepulauan Indonesia disebabkan oleh peranan kaum ksatria atau para prajurit
India. Para prajurit diduga melarikan diri dari India dan mendirikan
kerajaan-kerajaan di Kepulauan Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya. Namun,
teori Ksatria yang dikemukakan oleh R.C. Majundar ini kurang disertai dengan bukti-bukti
yang mendukung. Selama ini belum ada ahli akelog yang dapat menemukan
bukti-bukti yang menunjukkan adanya ekspansi
dari prajurit-prajurit India ke Kepulauan Indonesia. Kekuatan teori ini terletak pada semangat untuk petualangan para kaum ksatria.
dari prajurit-prajurit India ke Kepulauan Indonesia. Kekuatan teori ini terletak pada semangat untuk petualangan para kaum ksatria.
Kedua, teori Waisya. Teori ini terkait dengan pendapat N.J. Krom
yang mengatakan bahwa kelompok yang berperan dalam dalam penyebaran
Hindu-Buddha di Asia Tenggara, termasuk Indonesia adalah kaum pedagang. Pada
mulanya para pedagang
India berlayar untuk berdagang. Pada saat itu jalur perdagangan melalui lautan yang tergantung dengan adanya musim angin yang menyebabkan mereka tergantung pada kondisi alam. Bila musim angin tidak memungkinkan maka mereka akan menetap lebih lama untuk menunggu musim baik. Para pedagang India pun melakukan perkawinan dengan penduduk pribumi dan melalui perkawinan tersebut mereka mengembangkan kebudayaan India. Menurut G. Coedes, yang memotivasi para pedagang India untuk datang ke Asia Tenggara adalah keinginan untuk memperoleh barang tambang terutama emas dan hasil hutan.
India berlayar untuk berdagang. Pada saat itu jalur perdagangan melalui lautan yang tergantung dengan adanya musim angin yang menyebabkan mereka tergantung pada kondisi alam. Bila musim angin tidak memungkinkan maka mereka akan menetap lebih lama untuk menunggu musim baik. Para pedagang India pun melakukan perkawinan dengan penduduk pribumi dan melalui perkawinan tersebut mereka mengembangkan kebudayaan India. Menurut G. Coedes, yang memotivasi para pedagang India untuk datang ke Asia Tenggara adalah keinginan untuk memperoleh barang tambang terutama emas dan hasil hutan.
Ketiga, teori Brahmana. Teori sesuai dengan pendapat J.C. van
Leur bahwa Hinduninasi di Indonesia disebabkan oleh peranan kaum Brahmana.
Pendapat van Leur didasarkan atas temuantemuan prasati yang menggunakan bahasa
Sanskerta dan huruf pallawa. Bahasa dan huruf tersebut hanya dikuasai oleh kaum
Brahmana. Selain itu adanya kepentingan dari para penguasa untuk mengundang
para Brahmana India. Mereka diundang ke Asia Tenggara untuk keperluan upacara
keagamaan. Seperti pelaksanaan
upacara inisiasi yang dilakukan oleh para kepala suku agar mereka menjadi golongan ksatria. Pandangan ini sejalan dengan pendapat yang dikemukan oleh Paul Wheatly bahwa para penguasa lokal di Asia Tenggara sangat berkepentingan dengan kebudayaan India guna mengangkat status sosial mereka.
upacara inisiasi yang dilakukan oleh para kepala suku agar mereka menjadi golongan ksatria. Pandangan ini sejalan dengan pendapat yang dikemukan oleh Paul Wheatly bahwa para penguasa lokal di Asia Tenggara sangat berkepentingan dengan kebudayaan India guna mengangkat status sosial mereka.
Keempat, teori yang dinamakan teori Arus
Balik. Teori ini lebih menekankan pada peranan bangsa Indonesia sendiri dalam
proses penyebaran kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Artinya, orang-orang di
Kepulauan Indonesia terutama para tokoh-tokohnya yang pergi ke india. Di India
mereka belajar hal ihwal agama dan kebudayaan Hindu-Buddha. Setelah kembali ke
Kepulauan Indonesia mereka mengajarkan dan menyebarkan ajaran agama itu kepada
masyarakatnya. Pandangan ini dapat dikaitkan dengan pandangan F.D.K. Bosch yang
menyatakan bahwa proses Indianisasi di Kepulauan Indonesia dilakukan oleh
kelompok tertentu, mereka itu terdiri dari kaum terpelajar yang mempunyai
semangat untuk menyebarkan Buddha. Kedatangan mereka disambut baik oleh tokoh
masyarakat. Selanjutnya karena tertarik dengan ajaran Hindu-Buddha mereka pergi
ke India untuk memperdalam ajaran itu. Lebih lanjut Bosch mengemukakan bahwa
proses Indianisasi adalah suatu pengaruh yang kuat terhadap kebudayaan lokal.
Pengaruh Agama dan
Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia
30/1/2015
A. Respon masyarakat Indonesia tehadap masuknya agama Hindu-Budha
di Indonesia
Secara umum, akulturasi diartikan sebagai proses perpaduan antara dua kebudayaan atau lebih, sehingga melahirkan bentuk kebudayaan baru. Akan tetapi, unsur-unsur penting dari masing-masing kebudayaan (baik kebudayaan lama maupun kebudayaan yang datang berikutnya) masih terlihat. Dengan demikian, proses akulturasi akan terjadi apabila masing-masing kebudayaan yang saling berpadu itu seimbang.
Terlepas dari berbagai macam teori yang muncul tentang penyebaran agama Hindu-Budha ke Indonesia, tidak semua pengaruh budaya India ditiru oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia telah memiliki Local Genius yaitu kemampuan masyarakat Indonesia untuk menyaring dan mengolah budaya asing ynag masuk dan disesuaikan dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Masuknya pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia juga telah melahirkan akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan Indonesia asli. Hal ini terjadi karena antara kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan Indonesia asli, sama-sama kuat.
B. Pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Budha terhadap masyarakat Indonesia.
Datangnya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia membawa pengaruh terhadap semua aspek kehidupan bangsa Indonesia, yakni terjadinya perubahan perubahan menurut pola Hindu Buddha. Perubahan-perubahan tersebut mencakup bidang:
a. Agama
Ketika memasuki zaman sejarah, masyarakat indonesia menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Masyarakat mulai menerima kepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Budha sejak berinteraksi dengan orang-orang India. Meskipun demikian, kepercayaan asli tidak hilang akibat tergeser oleh agama Hindhu dan Buddha. Budaya baru tersebut membawa perubahan pada kehidupan keagamaan, misalnya dalam hal tata cara krama, upacara-upacara pemujaan dan bentuk tempat peribadatan.
b. Pemerintahan
Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu lahir kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha seperti Sriwijaya, Singasari, Mataram Kuno, Kutai, Tarumanegara, dan lain-lain. Sistem pemerintahan mengikuti pola dari India yaitu kerajaan, dimana kekuasaan dipegang oleh raja dan bersifat turun temurun. Pergantian penguasaan berdasarkan keturunan
Sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha, bangsa Indonesia telah mengenal sistem pemerintahan. Sistem pemerintahan kepala suku berlangsung secara demokratis, yaitu salah seorang kepala suku merupakan pemimpin yang dipilih dari kelompok sukunya, karena memiliki kelebihan dari anggota kelornpok suku lainnya. Akan tetapi, setelah masuknya pengaruh Hindu-Buddha, tata pemerintahan disesuaikan dengan sistem kepala pemerintahan yang berkembang di India. Seorang kepala pemerintahaii bukan lagi seorang kepala suku, melainkan seorang raja, yang memerintah wilayah kerajaannya secara turun-temurun (Bukan lagi ditentukan oleh kemampuan, melainkan oleh keturunan).
c. Arsitektur dan Seni Budaya
Pengaruh Hindhu Buddha dalam bidang seni dan budaya dapat dilihat dari penyelenggaraan upacara keagamaan seperti : seni tari, seni sastra, sesaji, dan arsitektur pada bangunan candi dan seni relief. Salah satu tradsi megalitikum adalah punden berudak. Tradisi tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami perbuatan bangunan candi. Jika kita memperhatikan candi borobudur, akan terlihat bahwa bangunannya beberbentuk limas yang berundak-undak. Hal ini menjadi bukti adanya paduan budaya India-Indonesia.
d. Bahasa dan Ilmu Pengetahuan
Kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti besar berhuruf pallawa dan berbahasa Sanskerta. Di kenalnya sistem pengetahuan yaitu seperti huruf pallawa dan bahasa Sansekerta menjadi pembuka jalan bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan. Para Brahmana berperan sebagai rohaniawan sekaligus ilmuwan.
Dalam perkembangan selanjutnya bahkan hingga saat ini, bahasa Indonesia memperkaya diri dengan bahasa sanskerta itu. Kalimat atau kata-kata bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan dari bahasa sanskerta yaitu Pancasila, Dasa Dharma, Kartika Eka Paksi, Parasamya Purnakarya Nugraha, dsb.
e. Sastra
Berkembangnya pengaruh India di Indonesia membawa kemajuan besar dalam bidang sastra. Bahasa Sanskerta sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan sastra Indonesia. Prasasti-prasasti awal menunjukkan pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia, seperti yang ditemukan di Kalimantan Timur, Sriwijaya, Jawa Barat, Jawa Tengah. Prasasti itu ditulis dalam bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Karya sastra terkenal yang mereka bawa adalah kitab Ramayan dan Mahabarata. Adanya kitab-kitab itu memacu para pujangga Indonesia untuk menghasilkan karya sendiri. Karya-karya sastra yang muncul di Indonesia:
a. Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa yang disusun pada masa pemerintahan Airlangga.
b. Sotasoma, karya Mpu Tantular
c. Bharatayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh disusun pada aman kerajaan Kediri.
d. Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh disusun pada aman kerajaan Kediri.
e. Arjuna Wijaya dan Sutasoma, karya Mpu Tantular yang disusun pada aman kerajaan Majapahit.
f. Negarakertagama, karya Mpu Prapanca disusun pada aman kerajaan Majapahit.
g. Wretta Sancaya dan Lubdhaka, karya Mpu Tanakung yang disusun pada aman kerajaan Majapahit.
f. Bidang Sosial
Sebelum masuk pengaruh Hindhu dan Buddha, stratifikasi sosial didasarkan pada profesi. Namun setelah masuk pengaruh Hindhu dan Buddha, sistem stratifikasi mengikuti pola dari india yaitu pembagian masyarakat berdasarkan sistem kasta.
g.Kalender
Diadopsinya sistem kalender atau penanggalan India di Indonesia merupakan wujud dari akulturasi, yaitu dengan penggunaan tahun Saka. Di samping itu, juga ditemukan Candra Sangkala atau kronogram dalam usaha memperingati peristiwa dengan tahun atau kalender Saka. Candra Sangkala adalah angka huruf berupa susunan kalimat atau gambaran kata. Bila berupa gambar harus dapat diartikan ke dalam bentuk kalimat.
h.Seni Rupa/Seni Lukis
Unsur seni rupa atau seni lukis India telah masuk ke Indonesia. Hal ini terbukti dengan telah ditemukannya area Buddha berlanggam Gandara di kota Bangun, Kutai. Juga patung Buddha berlanggam Amarawati ditemu-kan di Sikendeng (Sulawesi Selatan). Seni rupa India pada Candi Borobudur ada pada relief-relief ceritera Sang Buddha Gautama. Relief pada Candi Borobudur pada umumnya lebih menunjukkan suasana alam Indonesia, terlihat dengan adanya lukisan rumah panggung dan hiasan burung merpati. Di samping itu, juga terdapat hiasan perahu bercadik. Lukisan-lukisan tersebut merupakan lukisan asli Indonesia, karena lukisan seperti itu tidak pernah ditemukan pada candi-candi yang ada di India. Juga relief Candi Prambanan yang memuat ceritera Ramayana.
Secara umum, akulturasi diartikan sebagai proses perpaduan antara dua kebudayaan atau lebih, sehingga melahirkan bentuk kebudayaan baru. Akan tetapi, unsur-unsur penting dari masing-masing kebudayaan (baik kebudayaan lama maupun kebudayaan yang datang berikutnya) masih terlihat. Dengan demikian, proses akulturasi akan terjadi apabila masing-masing kebudayaan yang saling berpadu itu seimbang.
Terlepas dari berbagai macam teori yang muncul tentang penyebaran agama Hindu-Budha ke Indonesia, tidak semua pengaruh budaya India ditiru oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia telah memiliki Local Genius yaitu kemampuan masyarakat Indonesia untuk menyaring dan mengolah budaya asing ynag masuk dan disesuaikan dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Masuknya pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia juga telah melahirkan akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan Indonesia asli. Hal ini terjadi karena antara kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan Indonesia asli, sama-sama kuat.
B. Pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Budha terhadap masyarakat Indonesia.
Datangnya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia membawa pengaruh terhadap semua aspek kehidupan bangsa Indonesia, yakni terjadinya perubahan perubahan menurut pola Hindu Buddha. Perubahan-perubahan tersebut mencakup bidang:
a. Agama
Ketika memasuki zaman sejarah, masyarakat indonesia menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Masyarakat mulai menerima kepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Budha sejak berinteraksi dengan orang-orang India. Meskipun demikian, kepercayaan asli tidak hilang akibat tergeser oleh agama Hindhu dan Buddha. Budaya baru tersebut membawa perubahan pada kehidupan keagamaan, misalnya dalam hal tata cara krama, upacara-upacara pemujaan dan bentuk tempat peribadatan.
b. Pemerintahan
Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu lahir kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha seperti Sriwijaya, Singasari, Mataram Kuno, Kutai, Tarumanegara, dan lain-lain. Sistem pemerintahan mengikuti pola dari India yaitu kerajaan, dimana kekuasaan dipegang oleh raja dan bersifat turun temurun. Pergantian penguasaan berdasarkan keturunan
Sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha, bangsa Indonesia telah mengenal sistem pemerintahan. Sistem pemerintahan kepala suku berlangsung secara demokratis, yaitu salah seorang kepala suku merupakan pemimpin yang dipilih dari kelompok sukunya, karena memiliki kelebihan dari anggota kelornpok suku lainnya. Akan tetapi, setelah masuknya pengaruh Hindu-Buddha, tata pemerintahan disesuaikan dengan sistem kepala pemerintahan yang berkembang di India. Seorang kepala pemerintahaii bukan lagi seorang kepala suku, melainkan seorang raja, yang memerintah wilayah kerajaannya secara turun-temurun (Bukan lagi ditentukan oleh kemampuan, melainkan oleh keturunan).
c. Arsitektur dan Seni Budaya
Pengaruh Hindhu Buddha dalam bidang seni dan budaya dapat dilihat dari penyelenggaraan upacara keagamaan seperti : seni tari, seni sastra, sesaji, dan arsitektur pada bangunan candi dan seni relief. Salah satu tradsi megalitikum adalah punden berudak. Tradisi tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami perbuatan bangunan candi. Jika kita memperhatikan candi borobudur, akan terlihat bahwa bangunannya beberbentuk limas yang berundak-undak. Hal ini menjadi bukti adanya paduan budaya India-Indonesia.
d. Bahasa dan Ilmu Pengetahuan
Kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti besar berhuruf pallawa dan berbahasa Sanskerta. Di kenalnya sistem pengetahuan yaitu seperti huruf pallawa dan bahasa Sansekerta menjadi pembuka jalan bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan. Para Brahmana berperan sebagai rohaniawan sekaligus ilmuwan.
Dalam perkembangan selanjutnya bahkan hingga saat ini, bahasa Indonesia memperkaya diri dengan bahasa sanskerta itu. Kalimat atau kata-kata bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan dari bahasa sanskerta yaitu Pancasila, Dasa Dharma, Kartika Eka Paksi, Parasamya Purnakarya Nugraha, dsb.
e. Sastra
Berkembangnya pengaruh India di Indonesia membawa kemajuan besar dalam bidang sastra. Bahasa Sanskerta sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan sastra Indonesia. Prasasti-prasasti awal menunjukkan pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia, seperti yang ditemukan di Kalimantan Timur, Sriwijaya, Jawa Barat, Jawa Tengah. Prasasti itu ditulis dalam bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Karya sastra terkenal yang mereka bawa adalah kitab Ramayan dan Mahabarata. Adanya kitab-kitab itu memacu para pujangga Indonesia untuk menghasilkan karya sendiri. Karya-karya sastra yang muncul di Indonesia:
a. Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa yang disusun pada masa pemerintahan Airlangga.
b. Sotasoma, karya Mpu Tantular
c. Bharatayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh disusun pada aman kerajaan Kediri.
d. Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh disusun pada aman kerajaan Kediri.
e. Arjuna Wijaya dan Sutasoma, karya Mpu Tantular yang disusun pada aman kerajaan Majapahit.
f. Negarakertagama, karya Mpu Prapanca disusun pada aman kerajaan Majapahit.
g. Wretta Sancaya dan Lubdhaka, karya Mpu Tanakung yang disusun pada aman kerajaan Majapahit.
f. Bidang Sosial
Sebelum masuk pengaruh Hindhu dan Buddha, stratifikasi sosial didasarkan pada profesi. Namun setelah masuk pengaruh Hindhu dan Buddha, sistem stratifikasi mengikuti pola dari india yaitu pembagian masyarakat berdasarkan sistem kasta.
g.Kalender
Diadopsinya sistem kalender atau penanggalan India di Indonesia merupakan wujud dari akulturasi, yaitu dengan penggunaan tahun Saka. Di samping itu, juga ditemukan Candra Sangkala atau kronogram dalam usaha memperingati peristiwa dengan tahun atau kalender Saka. Candra Sangkala adalah angka huruf berupa susunan kalimat atau gambaran kata. Bila berupa gambar harus dapat diartikan ke dalam bentuk kalimat.
h.Seni Rupa/Seni Lukis
Unsur seni rupa atau seni lukis India telah masuk ke Indonesia. Hal ini terbukti dengan telah ditemukannya area Buddha berlanggam Gandara di kota Bangun, Kutai. Juga patung Buddha berlanggam Amarawati ditemu-kan di Sikendeng (Sulawesi Selatan). Seni rupa India pada Candi Borobudur ada pada relief-relief ceritera Sang Buddha Gautama. Relief pada Candi Borobudur pada umumnya lebih menunjukkan suasana alam Indonesia, terlihat dengan adanya lukisan rumah panggung dan hiasan burung merpati. Di samping itu, juga terdapat hiasan perahu bercadik. Lukisan-lukisan tersebut merupakan lukisan asli Indonesia, karena lukisan seperti itu tidak pernah ditemukan pada candi-candi yang ada di India. Juga relief Candi Prambanan yang memuat ceritera Ramayana.
Proses Masuknya Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia
Proses Masuknya Pengaruh Hindu-Buddha di
Indonesia|Bagaimana proses atau asal-usul cara masuknya hindu-buddha
dindonesia yang telah menjadi sejarah-sejarah indonesia, sehingga dapat
berkembang dan menyebar mentode-metode apa yang digunakannya ?. atau cara-cara
apa yang dilakukan dalam proses penyebaran pengaruh hindu-buddha sehingga
masyarakat indonesia dapat memeluk agama hindu-buddha ??... tidak mungkin
masyarakat indonesia atau kerajan-kerajaan beraliran hindu-budda muncul atau
lahir begitu langsung memeluk agama hindu-buddha pasti ada yang menyiarkan atau
menyebarkan pengaruhnya sehingga masyarakat indonesia dapat menganut agama
hindu-buddha dan itu memerlukan proses-proses atau langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam penyiaran hindu-buddha diindonesia, apa yang melatar belakangi
yang membuat agama hindu-buddha di indonesia??. untuk mengetahui itu semua mari
kita lihat penjelasan itu semua yang dirangkum dalam sebuah tema yakni Proses Masuknya Pengaruh
Hindu-Buddha di Indonesia yang
ada dibawah ini.
Proses Masuknya Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia
Perkembangan
pengaruh Hindu-Buddha dari india, uga menyebar ke kepulauan Indonesia.
Bagaimana proses masuknya pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Buddha itu ke
Indonesia?. Proses berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha pada awalnya
terjadi melalui hubungan dagang dan kontak kebudayaan.
a.
Hubungan Dagang
Perlu
kita ingat kembali bahwa sejak zaman kuno sudah berkembang jalur perdagangan
yang menghubungkan antara Cina dan Eropa. Jalur perdagangan itu ada yang
melalui laut dan ada pula yang melalui jalur darat. Dari dua jalur perdagangan
itu, India memiliki letak yang sangat penting. Hal itu disebabkan wilayah India
berdekatan dengan kedua jalur tersebut. Keuntungannya adalah orang-orang India
dapat pergi ke Eropa ataupun ke Cina sehingga banyak bergaul dengan pihak lain.
Kalau kita mengamati letak kepulauan indonesia, ternyata juga sangat strategis.
Secara astronomis, letak indonesia di antara 95 °BT-141°BT dan di antara
6°LU-11°LS. Oleh karena itu, Indonesia beriklim tropis dan memiliki musim
penghujan dan kemarau secara bergantian. Oleh karena banyak turun hujan, tanah
Indonesia sangat subur. Secara geografis Indonesia terletak di antara dua
samudra, yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Indonesia juga terletak di
antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Oleh karena itu, di
Indonesia berembus angin muson yang setiap setengah tahun berganti arah
berlawanan.
Letak
yang demikian itu telah menempatkan Indonesia pada jalur lalu lintas
perdagangan dan pelayaran antara bangsa yang sangat strategis. Sejak awal tahun
Masehi, Indonesia menjadi tempat persinggahan kapal-kapal dagang dari India
menuju ke Cina, begitu pula sebaliknya. Dalam perkembangannya, jalur laut itu
menjadi makin ramai karena jalur darat makin banyak gangguan. Dengan demikian
berkembangnya jalur perdagangan laut, makin meningkatkan peran Indonesia
sebagai penghubung jalur perdagangan dunia. Banyak kapal dagang dari India dan
Cina, bahkan juga pedagang-pedagang dari kawasan lain melakukan bongkar muat
barang dan mengadakan perdagangan dengan para pedagang indonesia.Hubungan
dagang Indonesia dengan India dan Cina makin bertambah ramai. Banyak para
pedagang India dan Cina berkunjung ke Indonesia karena memiliki banyak karang
dagangan yang sangat berharga. Hubungan dagang dengan India makin meluas
terutama setelah mereka mengambil jalan pintas. Mereka menyusuri pantai timur
Sumatera, terus ke Selat Malaka berbelok menyusuri pantai utara Jawa, Bali,
pantai timur Kalimantan (Muara Kaman) terus ke Cina. Ternyata jalur ini lebih
tenang dan aman dibanding melalui Laut Cina Selatan. Selain itu, pulau-pulau
yang dilalui banyak menghasilkan barang dagangan, seperti emas, perak, gading,
beras, rempah-rempah, dan kayu cendana.
b.
Hubungan Budaya
Melalui
kegiatan dagang itu, terjadilah pergaulan dan percampuran antara orang-orang
Indonesia dan bangsa-bangsa lain terutama India dan Cina. Dari pergaulan itu
tidak jarang saling memberikan keternagan dan memperkenalkan agama dan
kebudayaan masing-masing, Terjadilah kontak kebudayaan antara kebudayaan
Indonesia dan kebudayaan dari luar, terutama dari India. Bersamaan dengan
kegiatan dagang itu datang pula para pendeta untuk melihat perkembangan dan
sekaligus menyebarkan agama Hindu-Buddha ke Indonesia. Orang-orang Indonesia,
terutama pemuka masyarakat mulai tertarik pada ajaran agama Hindu atau Buddha.
Mereka secara khusus mengundang para brahmana atau pendeta untuk memimpin
upacara pemujaan atau upacara korban. Sudah tentu para brahmana atau pendeta
itu dalam memimpin upacara sesuai dengan agama Hindu dan Buddha. Para pemuka
masyarakat tertarik dengan upacara yang dilakukan para brahmana atau para
pendeta. Oleh karena itu, banyak di antara para pemuka masyarakat memeluk agama
Hindu dan Buddha.
Di
antara para pemuka masyarakat kemudian ada yang pergi ke India untuk
memperdalam agama Hindu dan Buddha. Setelah pulang ke Indonesia mereka ikut
menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha. Rakyatpun banyak yang tertarik
dan memluk agama yang dipeluk para pemuka masyarakat tersebut. Selain itu,
terjadinya perkawinan orang-orang india dengan orang Indonesia telah ikut
mempercepat proses masuk dan penyebaran Hindu-Buddha ke Indonesia.
Proses
masuknya pengaruh Hindu-Buddha itu
menunjukkan bahwa semula orang-orang Indonesia bersifat pasif. Akan tetapi,
orang-orang Indonesia kemudian bersifat aktif. Mereka yang sudah memiliki
pengetahuan agam pergi ke India untuk berziarah dan menambah pengetahuan
agamanya. Setelah pulang ke Indonesia, mereka aktif menyebarkan agama Hindu
atau Buddha itu kepada masyarakat. Dengan demikian, makin banyak anggota
masyarakat yang memeluk agama Hindu atau Buddha. Akan tetapi, nampaknya agama
Hindu lebih dahulu berkembang dibandingkan agama Buddha.
Teori Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu-Buddha ke
Indonesia
Masuknya
agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ada beberapa teori. Teori itu adalah teori
kesatria, Waisya, Brahmana, dan teori Arus Balik.
1.
Teori Kesatria
Teori
ini menyatakan, masuknya agama Hindu ke Indonesia dibawa kasta kesatria. Kasta
kesatria melarikan diri ke Indonesia karena terjadi kekacauan politik dalam
negeri
2.
Teori Waisya yang dikemukakan oleh NJ. Krom
Kasta
waisya terdiri atas golongan pedagang. Mereka banyak melakukan perdagangan ke
luar negeri termasuk ke Indonesia. Para pedagang tidak hanya berdagang, tetapi
juga menyebarkan pengaruh agama dan budaya Hindu.
3.
Teori Brahmana yang Dikemukakan oleh Van Leur
Teori
ini menyatakan, penyebaran agama Hindu dilakukan oleh kaum brahmana. Mereka
datang ke Indonesia memenuhi undangan pemuka masyarakat yang merassa tertarik
dengan agama Hindu. Dari para brahmana inilah, agama Hindu masuk dan berkembang
di Indonesia.
4.
Teori Arus Balik yang dikemukakan oleh F.D.K.Bosch
Menurut
teori ini, penyebaran budaya India ke Indonesia dilakukan oleh para cendekiawan
atau golongan terdidik bangsa. Teori ini mengemukakan bahwa bangsa Indonesia
berperan aktif dalam penyebaran budaya India. Setelah memperoleh pengaruh
budaya India, bangsa Indonesia belajar ke India dan menyebarkannya kembali ke
Indonesia.
0 komentar:
Post a Comment